Kamis, 13 Januari 2011

Kecerdasan Financial Islami : Bukan Pindah Kwadran Tetapi Merubuhkan Tembok Kwadran...

Pekan lalu ketika saya menulis tentang Food For All saya menyajikan data inflasi di negeri ini selama lima tahun terakhir dari BPS. Di situ antara lain saya ungkapkan bahwa rata-rata inflasi umum di Indonesia lima tahun terakhir adalah 6.8% per tahun, sedangkan inflasi bahan pangan rata-ratanya adalah 12 %/tahun pada periode yang sama. Sekarang bagi Anda yang masih ‘beruntung’ memiliki tabungan atau deposito selama lima tahun terakhir, tengoklah dan perhatikan baik baik – apakah hasil bersih di tabungan Anda bisa mengalahkan angka-angka inflasi tersebut diatas ?.

Kecil kemungkinannya hasil bersih tabungan atau deposito Anda bisa mengalahkan inflasi umum, dan menjadi lebih tidak mungkin lagi bisa mengalahkan inflasi bahan pangan yang hampir dua kalinya inflasi umum !. Inilah sebabnya mengapa hanya dengan menabung orang tidak akan menjadi tambah makmur, karena angka uang mereka bertambah tetapi daya belinya terus menurun.

Hal ini bukan hanya terjadi di Indonesia, para penabung di Amerika yang gurunya kapitalisme dunia – juga mengalami penderitaan yang sama. Bila menggunakan data resmi inflasi menurut pemerintah mereka, rata-rata inflasi negeri itu selama 40 tahun terakhir adalah sekitar 4%.  Rata-rata deposit berdasarkan data dari Federal Reserve-nya adalah 6% - maka rata-rata penabung untung 2 % ?. Ternyata tidak, karena data inflasi resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah mereka – diragukan oleh warganya sendiri sehingga munculah Shadow Government Statistic yang mengungkapkan inflasi yang jauh lebih tinggi dari data resmi.

Kalau keakuratan data Shadow Government Statistic  juga diragukan, maka saya gunakan data yang lebih sahih yaitu harga emas dalam mata uang negeri itu selama periode yang sama seperti pada grafik dibawah. Hasilnya ternyata rata-rata appresiasi harga emas dalam US$ selama 40 tahun terakhir adalah sekitar 12% !.  Mengapa appresiasi harga emas dalam jangka panjang ini jauh lebih akurat untuk mencerminkan infasi yang sesungguhnya ? karena ada bukti sahih yang yakini kebenarannya yaitu satu Dinar emas (4.25 gram) terbukti daya beli-nya stabil setara dengan seekor kambing kwalitas baik sepanjang zaman !.
 
US Ratesource : Kitco, The Fed
Artinya adalah rata-rata penabung di Amerika selama 40 tahun terakhir hanya mendapatkan separuh dari inflasi yang sesungguhnya – atau rata-rata penduduk negeri itu menjadi bertambah miskin dari waktu ke waktu. Lebih sadis lagi adalah statistik 10 tahun terakhir yang menunjukkan rata-rata penabung negeri itu mendapatkan hasil 3 % sedangkan rata-rata inflasi yang sesungguhnya berdasarkan harga emas adalah 16 % untuk periode yang sama – itulah mengapa warga negeri itu kini menjerit dengan proses pemiskinan yang luar biasa cepatnya !.

Lho tetapi kan ada Bill Gates, Warren Buffet, Michael Dell, Donald Trump dlsb yaitu deretan orang-orang terkaya dunia yang notabene adalah warga negara Amerika Serikat ?.  Betul sekali !.  System keuangan kapitalis ribawi ini membuat segelintir orang menjadi sangat kaya dan mayoritas orang menjadi miskin. Itulah sebabnya ada survey ‘tidak resmi’ PBB yang mengungkapkan bahwa 2% penduduk dunia menguasai 50% kekayaan Dunia, sedangkan 50% warga dunia berebut 1 % kekayaan dunia.

Sistem financial ribawi seperti telah membuat tembok besar, di satu sisi adalah 98% penduduk dunia yang dari waktu ke waktu bertambah miskin. Mereka bekerja dengan keras tetapi hasil kerjanya seperti mereka bawa dengan ember bocor – yang tidak pernah sampai tujuan – ketika diperlukan. Di sisi tembok yang lain ada segelintir orang yang pandai menggunakan  uang yang dikumpulkan oleh 98% penduduk tersebut – yaitu uang bank – untuk memutar usahanya sehingga mereka terus bertambah kaya.

Tembok-tembok tersebut oleh Robert Kiyosaki digambarkannya sebagai kwadran, Anda harus bisa pindah kwadran menjadi entrepreneur atau bahkan investor – agar Anda tidak termiskinkan oleh system kapitalisme global. Pemikiran Robert Kiyosaki dalam berbagai bukunya yang selalu best seller ini memukau jutaan orang di dunia yag mendadak rame-rame pingin pindah kwadran.

Dahulu pemikiran ini juga memukau saya sehingga saya juga berusaha sekuat tenaga untuk pindah kwadran.  Sekarang-pun saya tetap membaca buku-bukunya untuk menyelami pemikiran para kapitalis ini, namun segera saya menyadari adanya ketidak sesuaian dengan syariat di agama ini.

Selain investasi-investasi yang dimaksud oleh Robert Kiyosaki penuh dengan unsur ribanya, ada yang lebih mendasar dari itu. Robert Kiyosaki mengajari kita untuk bisa kaya sendirian tetapi tidak pernah mengajak kita untuk memakmurkan sesama. Islam mengajarkan kita untuk makmur bersama-sama, bahkan tidak dikatakan beriman bila kita kenyang sendirian  sedangkan tetangga kita pada  kelaparan.

Tugas kita bukan untuk pindah kwadran menembus tembok yang satu pindah ke sisi tembok yang lain; tetapi tugas kita adalah merubuhkan tembok-tembok penyekat kwadran-kwadran tersebut. Dengan apa tembok penyekat ini akan runtuh ?. Dengan membuka akses terhadap kapital bagi siapa saja, akses pengetahuan dan yang sangat urgent di negeri ini adalah akses pasar.

Bayangkan bila di sekitar kita ada suatu pasar, dimana kita dan istri-istri kita bisa leluasa berjualan karya kita semua – dan semua orang bisa melakukan hal yang sama; maka tidak ada lagi mayoritas kelas pekerja – kelas 98% penduduk – karena kita semua mempunyai peluang yang sama untuk menjadi pengusaha.

Jadi kini kita memiliki misi yang lebih mulia dari sekedar pindah kwadran untuk diri kita, tetapi kita ingin menghilangkan tembok-tembok pembatas kwadran tersebut agar kemakmuran bisa lebih merata. Bila ini bisa kita lakukan – maka inilah kecerdasan yang sesungguhnya – kecerdasan yang memakmurkan umat bukan hanya diri sendiri. InsyaAllah.
(Muhaimin Iqbal, owner Gerai Dinar, 13 Januari 2011)

Selasa, 11 Januari 2011

Semangat ‘KuduBisa’ Untuk Menghadirkan Kemakmuran…

Sepanjang Desember 2010 lalu ada fenomena yang luar biasa di negeri ini yaitu fenomena demam sepakbola yang melanda jutaan penggemarnya, dari rakyat jelata sampai presiden. Deman yang satu ini menjadi demam yang membuat ‘penderita’nya rela berhari-hari tidur dan makan seadanya di Jakarta – meninggalkan keluarga yang jauh di kampung – demi untuk mendukung dan menyaksikan langsung team kebanggaannya bertanding di medan laga. Demam ini juga menyita begitu banyak perhatian para pemimpin negeri, sehingga mereka rela  sementara meninggalkan urusan rutin yang lainnya – yang tentu saja tidak kalah pentingnya – demi untuk memberi semangat para pejuang lapangan hijau.

Saya hanya ingin  mengambil positifnya saja, yaitu suatu pelajaran bahwa bila ada alasan yang tepat  - jutaan rakyat negeri ini bisa digerakkan untuk sesuatu tujuan yang positif. Ketika team nasional kita berlaga, tidak ada lagi dinding partai, agama, suku dan tingkatan sosial – semuanya berdoa dengan keyakinannya masing-masing dan memberi dukungan agar kita bisa jadi juara.

Lantas bisakah kita menggunakan kekuatan yang sama untuk tujuan yang lebih mulia lagi misalnya untuk mencegah kelaparan, mengatasi kemiskinan dan membangun kemakmuran ?. Seharusnya bisa, bila kita temukan alasannya yang tepat pula.

Maka dalam skala mikro, mulai dari lingkungan dimana kita berada – baik fisik maupun virtual – kita ingin mulai menularkan bentuk ‘demam’ yang lain – yang awalnya tentu tidak sebesar demam sepak bola tersebut diatas, namun siapa tahu – bila Allah berkehendak menggerakkan hati-hati kita semua – bisa saja ini menjadi gerakan massal yang sangat besar nantinya.

Virus demam yang ingin kita tularkan ini adalah semangat ‘KuduBisa’.  Awalnya kita arahkan untuk tiga hal tersebut diatas yaitu kita ‘KuduBisa’ mencegah kelaparan, ‘KuduBisa’ mengatasi kemiskinan dan tentu saja ‘KuduBisa’ membangun kemakmuran. Setelah tiga hal tersebut bisa kita solve dengan semangat ‘KuduBisa’ ini ; insyaallah kelak berbagai masalah dan tantangan lain yang ada di masyarakat juga ‘KuduBisa’ diatasi.

Seperti apa implementasinya di lapangan ?,  saya ambilkan contoh aplikasinya di GeraiDinar. Misi awal GeraiDinar yang sudah kita perkaya dengan misi yang lebih luas dengan semangat ‘KuduBisa’ tersebut dapat dilihat di diagram dibawah .

Misi Kudu BisaMisi Kudu Bisa
 
Untuk mencegah problem kelaparan terus berulang menimbulkan korban, kami sedang mengundang dream team pilihan untuk bisa membuatkan solusi berbasis web 2.0 yang insyaallah akan memungkinkan teridentifikasi dan terverifikasinya dengan akurat problem kelaparan di masyarakat, sekaligus juga terbangun jaringan sumber-sumber pendanaannya.

Untuk mengatasi kemiskinan sekaligus membangun kemakmuran, ada program kami yang sudah mulai berjalan seperti Pesantren Wirausaha Daarul Muttaqiin yang sudah mulai menghasilkan beberapa usaha. Akses terhadap capital juga sudah mulai terbangun melalui program Mudharabah Muqayyadah dan  private equity. Saat ini kami juga sedang menjajagi kerjasama dengan beberapa BMT lain dan juga bank syariah untuk mengembangkan program pembiayaan micro berbasis Dinar yang nantinya kita sebut MicroDinar.

Untuk mempercepat tumbuhnya usaha-usaha lain dari sumber-sumber pembiayaan lain, sehingga juga cepat tercipta lapangan kerja-lapangan kerja yang baru – saat ini sudah ada dream team yang lain yang sedang menyiapkan BursaIde untuk kami.  Situs yang kami tergetkan menjadi idea management centre ini, insyaallah akan menjadi ideagoras kita di negeri ini – tempat bertemunya ide-ide brilliant dengan sumber daya yang diperlukan untuk mengimplementasikannya.

Satu hal lagi yang secara konsep sudah kami matangkan adalah Medina Market, yaitu akses pasar yang menjadi hak semua orang dan tuas pengungkit yang sangat vital dalam menumbuh kembangkan kemakmuran. Saat ini project Medina Market tersebut sedang dalam proses pemilihan lokasi yang pas untuk modelnya. Target kami model pertama Medina Market insyaAllah ‘KuduBisa’ direalisir tahun ini juga.

Lantas dimana posisi GeraiDinar diantara misi yang menjadi sangat luas tersebut ?. GeraiDinar tetap dalam posisinya yang semula, yaitu menyediakan instrumen investasi dan proteksi nilai – agar semua jerih payah kita tersebut diatas – tidak  habis ditengah jalan karena tidak lagi dibawa dalam ember bocor yang namanya inflasi.

Dalam Islam kita tidak dianjurkan untuk berangan-angan; bahkan Allah sangat benci bila kita hanya bicara tetapi tidak berbuat. “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan” (QS 61 : 2-3). Maka semua yang kita katakan dan rencanakan tersebut diatas juga ‘KuduBisa’ kita laksanakan.

Salah satu bentuk apa yang sudah kita mulai laksanakan dalam penciptaan lapangan kerja misalnya adalah gambar dibawah. Mungkin Anda menyangka ini adalah gambar hanggar pesawat ?. Bukan, ini hanyalah kandang kambing teknologi tinggi berbasis composites yang sudah mulai di install di pesantren dan peternakan JonggolFarm.  Gagasan untuk project tersebut kami muat pula di situs ini sekitar 6 bulan lalu dengan judul Problem Solving Par Excellence…

 
Instalasi Kandang CompositesProses Instalasi Kandang Composites
Maka kami sangat ingin berbagi semangat ‘KuduBisa’ ini dengan para pembaca, karena kalau wabah ‘KuduBisa’ ini bisa menyebar – seberat apapun tantangan yang dihadapi bangsa dan umat ini – insyaAllah ‘KuduBisa’ pula diatasi. Amin. (Muhaimin Iqbal, owner Gerai Dinar, 11 Januari 2011)

Senin, 10 Januari 2011

6 Irreversible Trends : Harga Emas di Era Doomy Gloomy-nya US$...

Bagi para pembaca yang sempat lemas dengan turunnya harga emas dan Dinar secara drastis sepanjang pekan lalu, tulisan ini barangkali bisa menjadi pengobatnya disamping tulisan saya sebelumnya yang berjudul “Bijak berinvestasi : Memahami Time Horizon Harga Emas...”. Tulisan ini saya sarikan dari ceramahnya Nick Barisheff - CEO and president of Bullion Management Group Inc.- pada acara seminar Investment Outlook 2011 di Montreal – Canada Jum’at pekan lalu. Menurut Nick ini ada setidaknya enam trend yang akan mendorong harga emas ke atas tahun 2011 dan tahun-tahun berikutnya.

Trend-trend yang oleh Nick dkategorikan sebagai Irreversible – yang tidak berubah atau tidak berbalik arah –  paling tidak sejauh mata dia memandang ini,  adalah sebagai berikut :

1) Central Bank Buying

Pendorong harga emas tahun 2010 antara lain adalah membengkaknya belanja emas yang dilakukan oleh beberapa bank central besar seperti Rusia, China dan India. Cadangan emas Rusia di kwartal ke 3 tahun 2010 saja naik 7 % menjadi 756 ton. China mengimpor hampir 210 ton emas di bulan Desember  2010, sedangkan India pembelian emas oleh bank central-nya plus pembelian swasta  di duga mencapai 750 ton sepanjang tahun lalu.

Trend ini akan terus ada di tahun 2011 dan bahkan tahun-tahun sesudahnya karena untuk membuat cadangan emas Rusia dan China mendekati rata-rata negeri barat saja, Rusia membutuhkan tambahan cadangan sekitar 1,000 ton sedangkan China masih membutuhkan tambahan sekitar  3,000 ton lagi. Demand emas akan terus tinggi , sementara supply relatif tidak banyak perubahan.

2) Movement Away From US$

Tahun 2009, China , Rusia dan Perancis diduga secara diam-diam telah mulai meninggalkan US$ untuk perdagangan minyaknya dengan negeri-negeri Arab.  Tahun 2010 lalu, secara resmi Rusia dan China mengakui bahwa mereka tidak lagi menggunakan US$ untuk perdagangan bilateral antar kedua negara – tidak terbatas pada perdagangan minyak saja.

Ini memberikan sinyal kuat ke seluruh dunia bahwa untuk perdagangan antar negara, penggunaan US$ tidak lagi menjadi suatu keharusan. Bila International Demand terhadap US$ menurun – sementara US$ supply terus digenjot melalui Quantitative Easing – maka jelas harga barang-barang dalam US$ akan melonjak karena daya beli US$ yang turun.

3) China

Di China bukan hanya pemerintah melalui bank central-mya yang getol menaikkan cadangan emasnya. Rakyatnya-pun di dorong dan dipermudah oleh pemerintahnya untuk membeli emas. Dengan penduduk yang mencapai lebih dari 1.3 milyar jiwa dan dengan tingkat penghasilan yang terus meningkat, maka demand emas dari China akan terus mengkatrol harga emas ke atas.

4) The Aging Population in US

Baby boomers” yaitu ledakan penduduk yang lahir di Amerika paska Perang Dunia II tahun 1946 s/d 1963 berangsur-angsur memasuki usia pensiun. Amerika sedang menghadapi meningkatnya jumlah penduduk yang pensiun ini. Sedangkan jumlah tenaga kerja paska baby boomers ini cenderung menciut jumlahnya. 

Artinya adalah akan semakin banyak jumlah orang pensiun – yang memerlukan dukungan dana pemerintah untuk mendanainya – sementara kontributor terhadap pendapatannnya dari pajak perorangan akan cenderung menurun karena jumlah pekerja yang semakin sedikit. Untuk membiayai para pensiunan yang lebih banyak ini pemerintah tidak ada cara lain kecuali ‘mencetak uang dari awang-awang’. Unfunded liability pemerintah yang terus membengkak dibarengi dengan pencetakan uang secara besar-besaran – pasti berdampak pada penurunan daya beli US$ yang terus menerus.

Menurut catatan Nick Barisheff ini, lima mata uang terbesar dunia termasuk US$ telah kehilangan 70%-80 % daya belinya terhadap emas selama 10 tahun terakhir. Emas sejatinya bukan terus naik harganya, tetapi mata uang yang dipakai membelinya-lah yang terus menyusut daya belinya.

5) Outsourcing

Industri besar Amerika yang beberapa diantaranya sekarang masih menguasai dunia seperti komputer , notebook, handphone misalnya, mereka memilih memproduksi barangnya dengan cara meng-outsource-kan produksinya ke negara lain yang lebih murah cost of production-nya. Dampaknya negeri itu akan terus kehilangan banyak lapangan kerja.

Dampak berikutnya ketika orang tidak bekerja adalah mereka juga mengurangi konsumsi barang dan jasa. Jadi system outsourcing yang kini semakin popular di Amerika dan bukan hanya pada bidang manufacturing tetapi juga melanda bidang-bidang jasa sperti accounting services, administration, data entry, call centre dlsb. akan secara berlipat ganda berdampak pada GDP negeri itu.

Ketika GDP tidak lagi tumbuh atau bahkan turun, maka tumpukan hutang negeri itu akan semakin menggunung dan uangnya akan semakin berkurang daya belinya.

6) Peak Oil

Yang dimaksud dengan Peak Oil adalah tingkat produksi minyak yang telah mencapai puncaknya dan akan menurun setelah itu. Peak Oil ini sudah terjadi di beberapa sentra produksi minyak dunia seperti  AS ,  Alaska dan North Sea. Sentra-sentra produksi lainnya akan segera mrenyusul.

Meksiko misalnya yang sekarang menjadi salah satu supplier terbesar minyak Amerika, beberapa tahun mendatang tidak akan lagi bisa mengekspor minyaknya. Sebaliknya mereka malah akan butuh impor minyak untuk menopang ekonominya sendiri. (Ini mirip Indonesia yang  sudah lebih dahulu menjadi net importer untuk minyak, meskipun untuk energi secara keseluruhan - termasuk didalamnya gas dan panas bumi - Indonesia masih net eksporter).

Walhasil secara keseluruhan dari 6 trend hasil  pengamatan dan analisa yang dilakukan oleh pelaku ekonomi barat sendiri seperti Nick Barisheff ini, kita bisa simpulkan bahwa masa depan Amerika dengan US$-nya sedang memasuki era doomy gloomy  - era masa depan suram menyerupai kiamat – sepertinya there is no tomorrow for US$ !. Menjelang ajalnya US$ tetap ada dan tetap bisa untuk membeli barang dan jasa, tetapi apapun yang dibeli dengan US$ akan terus melonjak harganya – termasuk tentu saja emas. Wa Allahu A’lam. (Muhaimin Iqbal, Owner Gerai Dinar, 10 januari 2011)

Jumat, 07 Januari 2011

Undangan Terbuka Untuk Web Development Dream Team...

Dalam rangka merealisasikan ide-ide solusi teknologi terkini untuk mencegah kelaparan, mengatasi kemiskinan dan membangun kemakmuran seperti yang telah kami uraikan dalam tulisan-tulisan tanggal  4, 5 dan 6 Januari 2011 di situs ini, maka kami mengundang team-team IT terbaik negeri ini untuk mengajukan penawaran pengembangan web yang dimaksud dalam tulisan-tulisan tersebut diatas. Ketentuan untuk undangan ini adalah sebagai berikut :

·      Yang boleh mengajukan penawaran adalah team dari kelompok perorangan ataupun bisa dari team dari sebuah perusahaan.
·      Peserta mengajukan detil CV dari masing-masing anggota di teamnya. Bila perusahaan, maka CV dari team intinya.
·      Peserta diminta menyampaikan portfolio atau contoh-contoh web yang pernah dikembangkannya.
·      Peserta diminta mengajukan konsep dasar solusi yang ditawarkan dalam bentuk executive summary dahulu.
·      Secara terpisah ataupun di dalam executive summary, peserta harus menyampaikan perkiraan waktu penyelesaian web dan perkiraan biayanya. Bila biaya pasti belum dimungkinkan untuk dihitung, minimal bisa berupa struktur perhitungan biaya.
·      Beberapa peserta yang memenuhi syarat awal akan diundang untuk mempresentasikan penawarannya sebelum ditentukan pemenangnya oleh team internal kami.

Proposal penawaran diajukan via email ke kami iqbal@geraidinar.com This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it selambat-lambatnya tanggal 15 Januari 2011. Pemenang akan diumumkan insyaAllah selambat-lambatnya tanggal 31  Januari 2011, sehingga team bisa diharapkan mulai bekerja tanggal 1 Februari 2011.

Semoga melalui pengumuman terbuka ini,  Allah mempertemukan kami dengan dream team dambaan kami yang Qowiyyun Amin, perkasa (professional) lagi sangat dapat dipercaya. Amin. (Muhaimin Iqbal, owner Gerai Dinar Group, 8 Januari 2011)

Kamis, 06 Januari 2011

Bijak Berinvestasi : Memahami Time Horizon Harga Emas ...

Hari-hari ini harga emas lagi rendah, harga internasionalnya dalam US$ berada di kisaran US$ 1,371/Oz atau mengalami penurunan sekitar 3.5% dalam perdagangan sepekan terakhir dibandingkan dengan penutupan akhir tahun 2010 pekan lalu yang berada di kisaran US$ 1,421/Oz.  Hal ini bisa menyakitkan bagi yang mulai terjun di emas ini pada periode harga tinggi sampai akhir tahun lalu. Itulah sebabnya di situs ini selalu kami sajikan trend jangka pendek sampai jangka panjang,  mulai dari 24 jam (sehari semalam), sepekan, sebulan, setahun sampai 10 tahun.

Maksud dari grafik-grafik tersebut adalah agar pengguna Dinar dapat melihat kinerja nya dalam time horizon yang bervariasi. Grafik harian sampai grafik tahunan bersifat dinamis – real time ; sedangkan grafik 10 tahunan-an diambil rata-rata tahunan untuk masing-masing tahun – inipun bergerak dinamis karena tahun terakhir (pasti belum genap setahun) angkanya akan terus berubah.

Apa pentingnya memahami time horizon ini kaitannya dengan keputusan Anda untuk memasukkan emas dalam portfolio investasi Anda ?. Berikut penjelasannya :

Bila uang yang Anda investasikan tersebut akan diperlukan kurang dari setahun lagi, maka investasi emas akan cukup berisiko rugi . Grafik pertama berikut adalah contohnya.
 
Contoh Trend Setahun...Contoh Trend Setahun...
Peluang rugi ini akan menjadi lebih besar lagi kalau uang tersebut lebih cepat lagi akan digunakan – misalnya 6 bulan seperti dalam contoh grafik kedua di bawah.

Enam BulanContoh Trend 6 Bulan...
Fungsi investasi dan proteksi nilai atas tabungan emas yang merupakan hasil jerih payah Anda, baru akan terasa efektifitasnya – dan kecil kemungkinannya untuk rugi - bila time horizon Anda relatif panjang misalnya 3 tahun seperti dalam contoh grafik ketiga dibawah.

Tiga TahunContoh Trend 3 tahun...
 
Emas benar-benar terbukti ampuh dalam memberikan proteksi nilai – sekaligus juga investasi yang sangat menarik bila time horizon Anda benar-benar panjang – misalnya 10 tahun seperti pada contoh grafik ke 4 dibawah.

Sepuluh TahunContoh Trend 10 Tahun...
 
Jadi dari gerakan harga emas 10 tahun terakhir yang saya sajikan dalam empat grafik tersebut diatas, emas atau Dinar akan cocok untuk instrumen investasi dan proteksi nilai yang terkait dengan biaya sekolah anak-anak sampai lulus perguruan tinggi , biaya pergi haji yang kini antriannya semakin panjang, biaya pemeliharaan kesehatan di hari tua, perencanaa pensiun dan kebutuhan lain yang bersifat jangka panjang.

Sebaliknya emas atau Dinar tidak kita rekomendasikan untuk spekulasi jangka pendek yang time horizon-nya kurang dari 12 bulan. (Muhaimin Iqbal, Owner Gerai Dinar Group, 7 Januari 2011)

Mencegah Kelaparan, Mengatasi Kemiskinan dan Membangun Kemakmuran : Kita Kudu Bisa ...!

Saya mungkin termasuk sedikit warga Depok yang beruntung, dalam arti bisa berkomunikasi dan mencurahkan uneg-uneg saya ke pemimpin saya di Depok – yaitu walikota Depok Bpk Dr. Ir. Nurmahmudi Ismail Msc – hampir setiap kali saya membutuhkannya. Pagi ini habis sholat subuh di Masjid kompleks kami, sekali lagi saya berkesempatan menyampaikan segala uneg-uneg saya terkait kelaparan yang saya tulis di situs ini dua hari terakhir. Hasil diskusi ini saya share kepada pembaca sekalian, agar menjadi renungan dan dorongan untuk bisa meningkatkan amal shaleh kita bersama.

Oleh-oleh yang sangat berarti bagi pemahaman saya tentang kemiskinan  di daerah saya adalah informasi dari beliau bahwa PDB Depok tahun lalu berada di kisaran Rp 14 trilyun, dan jumlah penduduk Depok ada di kisaran 1.7 juta jiwa. Ini sangat mengejutkan saya terus terang karena berarti pendapatan per kapita Depok hanya berada di kisaran angka Rp 8.2 juta per kapita per tahun – atau hanya seperempat dari  pendapatan per kapita rata-rata di Indonesia tahun 2009 yang saya sajikan melalui tulisan tanggal 22 Juli 2010 dengan judul Jalan Yang Mendaki Lagi Sukar !.

Angka tersebut nampaknya juga sangat mengejutkan beliau sendiri manakala angka ini saya konversikan ke nisab zakat yang 20 Dinar atau sekitar Rp 34 juta. Rata-rata penduduk Depok ternyata hanya berpendapatan per kapita di kisaran 24% nisab zakat !.

Apakah ini berarti penduduk Depok jauh  lebih miskin dari rata-rata penduduk Indonesia pada umumnya ?. Tidak persis demikian, rata-rata penduduk Depok mungkin sama miskinnya dengan penduduk Indonesia pada umumnya atau sedikit lebih miskin dari daerah-daerah yang kaya.  Lantas siapa di Indonesia yang kaya kalau begitu ?. Disinilah rupanya akar dari permasalahan kemiskinan itu.

Berdasarkan data dari riset tidak resmi PBB yang saya kutip di situs ini tanggal 28 Juni 2009 dalam judul tulisan Uang Yang Menimbulkan Ketimpangan Global, antara lain terungkap bahwa 50 % kemakmuran dunia dikuasai oleh 2 % penduduk dunia. Karena system ekonomi berbasis uang kertas yang sama diterapkan di seluruh dunia, maka distribusi 50% kemakmuran untuk 2% penduduk tersebut asumsi saya juga merata di seluruh dunia – termasuk di negeri tercinta kita Indonesia.

Dengan asumsi ini, marilah kita sekarang berhitung sebagai berikut :

·      PDB Indonesia tahun 2010 berdasarkan data IMF adalah US$ 695 Milyar; berdasarkan Bank Dunia US$ 540 Milyar dan berdasarkan CIA berada di angka US$ 539 Milyar.  Bila di rata-rata dari tiga sumber tersebut, maka PDB Indonesia tahun 2010 adalah berada di kisaran US$ 591 Milyar.
·      Angka ini setara dengan Rp 5, 442 trilyun bila kita asumsikan rata-rata nilai tukar sepanjang 2010 adalah Rp 9,200/US$.
·      Berdasarkan sensus penduduk 2010, kini jumlah penduduk di Indonesia ada 237,556,363.
·      Maka pendapatan perkapita rata-rata penduduk Indonesia tahun 2010 berada di kisaran Rp 22.9 juta.
·      Angka tersebut bila dikonversikan ke nishab zakat menjadi 67 % dari nisab zakat.

Tetapi nanti dahulu, 67% dari nisab zakat tersebut adalah apabila kita berasumsi adanya penyebaran yang relatif merata dari sisi pendapatan. Kenyataannya adalah 50% pendapatan dikuasai oleh 2% penduduk – berdasarkan riset tidak resmi bank Dunia tersebut diatas. Maka harus kita keluarkan dahulu yang 50% dari PDB tersebut untuk 2 % penduduk super kaya Indonesia. Hasilnya akan sebagai berikut :

·      PDB untuk 98% penduduk adalah 50% x Rp 5,442 trilyun menjadi Rp 2,721 trilyun.
·      98% penduduk adalah 98%x 237,556,363 jiwa atau 232,805,236 jiwa
·      Maka pendapatan perkapita 98% penduduk Indonesia berada di kisaran Rp 11.7 juta.
·      Angka ini bila dikonversikan ke nisab zakat menjadi 34 %.

Kita sekarang bisa melihat, bahwa pendapatan per kapita penduduk Depok yang sekitar Rp 8.2 juta atau 24% dari nishab zakat – sudah tidak lagi terlalu jauh dengan pendapatan per kapita 98% penduduk Indonesia yang berada di kisaran Rp 11.7 juta atau 34 % dari nisab zakat.

Saya katakan tidak terlalu jauh karena penduduk Depok yang sangat padat di daerah yang relatif tidak memiliki sumber kekayaan alam yang berarti. Daerah-daerah yang makmur di Indonesia adalah daerah dimana sumber kekayaan alamnya tinggi – dan penduduknya sedikit.

Namun angka manapun yang kita pakai apakah yang 24% nisab zakat untuk penduduk Depok atau 34% nisab zakat penduduk Indonesia – sesungguhnya secara umum negeri ini masih sangat jauh dari standar kemakmuran menurut Islam yang ukurannya antara lain adalah nisab zakat tersebut.

Walhasil inilah tanggung jawab kita semua, inilah ladang amal Islami yang bisa menjadi peluang siapa saja yang mau berjuang di dalamnya. Kalau pergerakan ekonomi syariah sekarang ini sering di persepsikan identik dengan bank syariah, asuransi syariah, pasar modal syariah dlsb. maka tantangan ekonomi syariah yang sesungguhnya adalah memecahkan masalah kemiskinan ini dengan segala macam sumber daya yang ada dan berkembang di zaman ini.

Berangkat dari kesadaran ini, secara bertahap bersamaan dengan sudah meluasnya pemahaman dan ketersediaan Dinar di masyarakat – situs ini akan kami metamorphosa-kan kearah aplikasi dan solusi ekonomi syariah dalam arti yang luas – mencegah kelaparan, mengatasi kemiskinan dan membangun kemakmuran.

Kita tidak akan lagi mendorong atau mempromosikan ke  orang untuk memiliki atau berinvestasi Dinar dalam jumlah banyak, tetapi kita akan berusaha sekuat tenaga untuk menemukan cara-cara bagaimana harta yang banyak dari segelintir orang yang kaya di negeri ini bisa berputar seluasnya. Bukan berputar untuk yang kaya saja.

Inilah salah satu saripati dari ekonomi syariah seperti dalam firmanNya : “...supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu....” (QS 59 :7). Kalau saja ayat ini menjadi landasan untuk kebijakan pengembangan ekonomi kita, insyaAllah tidak akan ada ketimpangan 50% harta untuk 2 % penduduk sedangkan yang 98%-nya berebut untuk mendapatkan 50%.

Siapa yang akan bisa berjuang dan berbuat kearah tersebut ?, saya dan Anda melalui kapasitas kita masing-masing, disamping terus juga kita berusaha me-lobi para pemimpin-pemimpin kita untuk juga sedapat mungkin memfasilitasinya dengan kapasitas mereka.

Semoga Allah memudahkan jalanNya bagi kita untuk beramal yang diridloiNya !. Amin.
(Muhaimin Iqbal, owner Gerai Dinar Group, 6 Januari 2011)

Rabu, 05 Januari 2011

Project Amal Jama’i : Mengapa Tidak Kita Coba Teknologi Google, Wikipedia, Wikileaks dan Facebook …?.

Berita mengenai meninggalnya 6 orang bersaudara karena makan tiwul beracun yang saya kutip dalam tulisan saya kemarin (04/01/11) terus mengusik saya sepanjang hari. Saya sempatkan berpikir serius dan diskusi denga beberapa pihak, bagaimana bisa mengatasi hal ini ?. Mengapa kita selalu terlambat, baru diributkan setelah ada korban jatuh ?. Mengapa kita tidak bisa proaktif mendeteksi masalah seserius ini sebelum terjadi korban ?. Dimana para wakil kita, juga para pemimpin kita yang berjanji mengentaskan kemiskinan dalam kampanye-kampanye pemilihan mereka ?.

Hampir semua yang saya ajak bicara mempunyai argumen sendiri, tetapi intinya senada. Yaitu kemiskinan akan selalu ada, dan di negeri yang begitu luas, diantara penduduk yang 240 –an juta – rasanya tidak mungkin bisa mengetahui kondisinya semua setiap saat. Tidak ada cara untuk mengumpulkan data yang begitu akurat, yang bisa mendeteksi kalau ada satu dua orang di negeri ini yang tidak bisa makan. Dan berbagai excuse lainnya, yang semuanya tidak bisa menghibur kegelisahan saya.

Lantas saya berusaha mencari solusi masalah ini – dengan teknologi terkini – yaitu melakukan searching di internet dengan search engine paling popular Google, sekedar pingin tahu seperti apa yang dilakukan orang di benua lain, juga dijaman lain dalam mengatasi kelaparan ini ?. Subhanallah, jawaban itu ada di depan mata dari dua sumber sekaligus !.

Sumber pertama adalah dari ajaran junjungan kita sendiri Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits : dari Anas Radhiyallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda "Artinya : Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, tidaklah seorang hamba itu beriman, sehingga dia mencintai tetangganya -atau berkata : saudaranya- sebagaimana dia mencintai dirinya". Juga ada hadits lain lagi yag artinya “Tidaklah disebut mukmin orang yang kenyang sedangkan tetangga di sampingnya kelaparan".

Sumber kedua adalah inspirasi dari salah satu produk Google sendiri yaitu Google Earth. Dengan Google Earth ini, benda mati saja seperti rumah atau bahkan mobil Anda yang sedang parkir di halaman – dapat diketahui lokasi tepatnya dari manapun posisi Anda di dunia. Teknologi satelit yang digunakan memungkinkannya memetakan setiap jengkal tanah di bumi dengan relatif akurat. Bahkan kini ada profesi baru seperti gambar dibawah, dimana Anda bisa bersepeda keliling kota atau desa dan dibayar pula oleh Google – untuk sekedar memancarkan gambar situasi mutakhir dari jalan-jalan yang Anda lalui.

Google Bike
 
Apa hubungannya teknologi Google Earth tersebut dengan upaya menghilangkan kelaparan dari bumi ini ?. Dengan teknologi yang ada sekarang, kita tidak bisa excuse lagi dengan jumlah penduduk yang sangat banyak atau dengan wilayah yang amat luas – semuanya sangat mungkin dideteksi keberadaanya, situasinya dan hal-hal lain yang terkait dengan objek yang ingin diketahui.

Apakah dengan demikian kita akan butuh teknologi satelit yang mahal seperti yang digunakan oleh Google Earth ?, tidak juga harus demikian. Cukup inspirasinya saja yang kita gunakan. Yang perlu kita berdaya gunakan adalah ‘satelit-satelit’ dari ajaran Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits tersebut diatas – yaitu yang disebut tetangga !.

Bila kita bisa menemukan dua atau tiga orang mukmin disetiap 160 rumah saja, maka di seluruh bumi ini tidak akan ada lagi yang kelaparan. Mengapa demikian ?, perhatikan hadits tersebut diatas khususnya kata-kata “Tidaklah disebut mukmin orang yang kenyang sedangkan tetangga di sampingnya kelaparan". Menurut jumhur ulama yang disebut tetangga adalah 40 rumah ke kanan, kiri , depan dan belakang – jadi totalnya 160 rumah.

Latas bagaimana mengamalkan hadits tersebut di era teknologi sekarang ini, di era manusia hidup dengan individualisme-nya dimana satu dua rumah – kiri kanan depan belakang saja belum tentu kita kenal – apalagi 4 x 40 rumah ?.

Justru disinilah bukti kebenaran ajaran agama akhir jaman ini, selalu bisa up to date dan match dengan segala macam  kemajuan zaman. Kalau kita bisa membuat sebuah platform dengan inspirasi dari Google Earth (untuk mengambil pelajaran bahwa tidak ada sejengkal tanah-pun di bumi yang tidak terpetakan), dari Wikipedia (untuk mengambil idenya jutaan orang lintas agama, bangsa dan bahasa bekerja tanpa dibayar sekedar untuk berbagi ilmu untuk kemanusiaan) dan dari Facebook (untuk inspirasi terbangunnya jejaring social – dimana orang saling mengenal satu sama lain – seperti kita hidup di desa di jaman dulu) – maka dengan teknologi yang ada di jaman ini, sungguh sangat –sangat mungkin untuk mendeteksi adanya kelaparan di satu rumah – dimanapun di belahan dunia ini.

Mengapa butuh 2 – 3 orang mukmin di setiap 160 rumah ?. Ini untuk menggantikan fungsi satelitnya Google Earth. Bila ada 3 orang, maka orang pertama yang akan bertindak sebagai reporter adanya (potensi) kelaparan – mereka bisa melaporkan ini via sms, internet dlsb. ke suatu system yang sementara ini kita sebut saja Food For All (FFA) Project.

Orang kedua akan bertindak sebagai verifier – yang memverifikasi bahwa (potensi) kelaparan tersebut memang benar adanya. Dan orang ketiga akan bertindak sebagai distributor yang akan menyalurban bantuan. Orang pertama bisa bersifat anonym – karena akan dimungkinkan orang yang (berpotensi) kelaparan itu sendiri yang melaporkan situasinya. Orang kedua dan ketiga adalah well identified person – yaitu para sukarelawan yang identitasnya jelas (yang bisa di saring dari jejaring social yang ada) – keduanya diperlukan agar ada check and balance.

Bagaimana kita akan yakin bahwa data-data (potensi) kelaparan ini nantinya akan akurat ?, lagi-lagi kita tidak perlu re-invent the wheel karena teknik-teknik verifikasi ini sudah dengan sangat akurat dilakukan di Wikileaks. Verifikasi data (potensi) kelaparan insyaAllah akan jauh lebih sederhana dan lebih mudah ketimbang verifikasi data-data intelligence seperti yang dilakukan oleh Wikileaks.

Lantas darimana dana untuk membantu orang-orang yang (berpotensi) kelaparan ini ?. Disinilah system fardhu kifayah jalan . Bila ada (potensi) kelaparan di satu daerah – idealnya diatasi oleh orang-orang yang berkecukupan di daerah tersebut. Namun bila tidak cukup diatasi oleh sumber dana setempat, maka terus melebar sampai umat yang mampu di belahan dunia manapun bisa terlibat membantunya.

Dari mana umat di belahan dunia lain bisa tahu kalau ada (potensi) kelaparan di suatu daerah ?; yaitu tadi dari laporan orang pertama (atau laporan anonym) yang sudah diverifikasi orang kedua, namun tidak sepenuhnya bisa diatasi oleh orang ketiga. Begitu seterusnya system ini berjalan – sampai tidak ada lagi kelaparan dimuka bumi ini. Allah menjamin kecukupan rizki bagi seluruh makhluk-nya, kalau sampai ada yang tidak dapat ini pasti karena adanya kedzaliman dalam distribusinya.

Mungkinkah system semacam ini dibuat ?, sangat-sangat mungkin – peluang bisa dibuatnya sama dengan peluang bisa dibuatnya Google, Wikipedia, Wikileaks dan Facebook yang semuanya sudah direalisir oleh orang lain dengan berbagai motif-nya.

Yang diperlukan hanya beberapa anak-anak muda cerdas negeri ini, yang mau bekerja keras dengan motif yang lebih mulia dari sekedar uang dan ketenaran – motifnya adalah melaksanakan perintah untuk memberi makan sehingga seluruh pendududuk bumi mendapatkan makanan yang diperlukannya. Dahulu situasi seperti ini pernah tercapai di zaman dan di wilayah Kekhalifahan Umar Bin Abdul Aziz, siapa tahu di zaman ini kita bisa mengulangnya kembali dengan sarana teknologi.

Tidak hanya masyarakat awam seperti kita yang akan diuntungkan dengan adanya system ini, tetapi para wakil rakyat akan dapat dengan mudah memantau (potensi) kelaparan di daerahnya masing-masing, para petinggi negeri bisa menyusun program yang akurat untuk mengatasi kantong-kantong kemiskinan, para dermawan dapat menyalurkan dananya secara akurat dan transparent langsung ke daerah-daerah yang membutuhkan dlsb.dlsb.

InsyaAllah akan ada sekian ribu orang yang akan membaca tulisan ini, maka ibarat bermain bola – saya sudah melakukan tendangan awal ini – siapa tahu Andalah salah satunya yang akan ikut menendang bola ini selanjutnya sampai benar-benar Goal !. InsyaAllah.(Muhaimin Iqbal, owner geraidinar.com, 5 Januari 2011)

Foto Koin Emas Dinar



foto diambil dari www.dinaremasku.com atas seijin pemiliknya

Selasa, 04 Januari 2011

Food For All : Agar Tidak Ada lagi Yang Meninggal Kelaparan Di Negeri Ini...!

Seperti biasa setiap pagi saya membaca beberapa media sebelum mulai menulis untuk situs ini. Kadang berita-beritanya menjadi inspirasi untuk tulisan-tulisan di situs ini, kadang juga tidak ada yang bisa menjadi inspirasi. Khusus untuk pagi ini saya merangkai tiga berita dari dua surat kabar yaitu Republika dan Kompas, yang kalau dibaca satu per satu kelihatannya tidak nyambung – tetapi bila di cerna ketiganya sekaligus  dan dilihat dengan timbangan yang adil – baru kita akan bisa melihat adanya sesuatu yang menjadi tanggung jawab kita semua untuk memperbaikinya.

Judul berita berita tersebut adalah “Angka Kemiskinan Turun” (Headline, Republika 04/01/11) ; “Makan Tiwul, Enam Bersaudara Tewas” (Hal 11, Republika 04/01/11) dan “Harga Cabai Ikut Tekan Daya Beli” (Headline, Kompas 04/01/11). Jujur saya sampai merinding membaca berita pertama dan kedua tersebut pagi ini.

Di kala pemerintah melalui Menko Perekonomian mengklaim keberhasilan menurunkan jumlah penduduk miskin dari 14.1 % ke 13.3%, di negeri yang sama ada 6 orang bersaudara tidak mampu membeli beras. Karena ketidak mampuan ini, mereka harus makan tiwul – dan tiwul yang dimakan-pun bisa jadi bukan dari yang layak konsumsi sehingga merenggut jiwa-jiwa mereka.

Yah mungkin meninggalnya 6 orang karena makan tiwul beracun ini memang kecelakaan – dan pihak keluarga-pun tidak bisa menuntut siapa-siapa atas musibah yang dideritanya, tetapi tetap membuat saya merinding – mengapa ?. Bahwasanya sampai ada 6 orang meninggal karena tidak bisa makan secara wajar, ada fardhu kifayah yang saya takut kita semua melalaikannya yaitu perintah untuk memberi makan. Saya takut kita semua termasuk orang-orang yang melalaikan agama karena kita tidak mendorong orang lain untuk memberi makan orang miskin.

Bila di Chile saja, Presiden-nya sampai ikut berjibaku memimpin langsung upaya penyelamatan satu demi satu sampai seluruh 33 jiwa yang terjebak di reruntuhan tambang bisa diselamatkan – at all cost !; mosok di negeri gemah ripah loh jinawi yang mayoritas menganut agama Islam – dimana di ajaran agama ini ada perintah langsung untuk memberi makan – kita sampai membiarkan ada 6 jiwa meninggal hanya karena tidak mampu membeli beras ?.

Lantas apa yang bisa kita lakukan ?, pemimpin-pemimpin negeri ini tentu memiliki tanggung jawab lebih.  Namun kita semua juga tidak bisa berlepas diri dari perintah Al-Qur’an dalam konteks memberi makan ini, perintah tersebut adalah untuk kita semua – bukan hanya untuk para pemimpin.

Konkritnya apa yang bisa kita lakukan ?. Dalam skala mikro, masing-masing kita bisa mulai mendata orang-orang disekitar kita, mulai karib kerabat, tetangga dan seterusnya.  Kemudian kita santuni mereka bila diantara mereka ada yang berpotensi kelaparan, bahkan akan lebih elegan lagi bila kita bisa memberikan atau mencarikan mereka pekerjaan – agar mereka bisa memberi nafkah untuk dirinya sendiri dan keluarganya secara berkelanjutan.

Bagaimana bila kita sendiri tidak bisa menyantuni, maka kita harus menyuruh orang lain yang mampu untuk menyantuni mereka – ini perintah di QS 107: 3. Gerakan individual satu persatu semacam ini mungkin kurang efektif, tetapi setidaknya kita mulai berbuat sesuatu sebelum ada korban lagi.

Gerakan yang bersifat terorganisir secara massal juga perlu kita lakukan, bagi yang punya kompetensi untuk memimpin LSM, mendesign dan membuat gerakan massal yang positif  dengan tema “Food For All – Pangan Untuk Semua” silahkan Anda gagas gerakan ini, insyaallah kami akan mendukung dengan menyediakan sarana dan prasarana seperti kantor, komunikasi, transportasi dlsb. Bagi yang berminat silahkan mengajukan proposal yang menyangkut program dan team-nya.

Selain yang bersifat gerakan individu dan masyarakat melalui LSM, program yang sifatnya strategis kedepan juga perlu digagas dan terus dikomunikasikan kepada para pihak yang berwenang di negeri ini. Akar masalah dari kemiskinan sampai orang tidak bisa makan secara proper harus bisa ditemukan dan diatasi.

Pengamatan saya yang sementara berdasarkan data yang disajikan oleh Kompas dalam berita tersebut diatas, yang kemudian saya lengkapi dengan sumber data aslinya (BPS) memang menunjukkan adanya sesuatu yang salah di negeri ini. Pangan yang seharusnya menjadi prioritas utama (top priority) dalam pengadaannya, seolah justru menjadi prioritas terakhir.

Hal ini bisa dibaca dari tingkat inflasi pangan yang tertinggi dibandingkan dengan komoditi lainnya. Ketika inflasi tahun 2010 secara umum dikatakan ‘hanya’ 6.96% , inflasi bahan pangan mencapai 15.64 % !. Bahkan selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik dibawah , inflasi bahan pangan (garis merah) selalu lebih tinggi dari inflasi pada umumnya (garis hijau). Rata-rata inflasi bahan pangan 5 tahun terakhir mencapai 12%, sementara inflasi umum  ‘hanya’ 6.8%. Karena harga bahan pangan yang begitu tinggi kenaikannya tersebut diataslah yang menyebabkan enam orang meninggal karena tidak mampu membelinya.

Inflasi 2006-2010Sumber Data : Biro Pusat Statistik
 
Dalam teori harga yang terbentuk di pasar, bila supply lebih kecil dari demand – maka harga naik. Sedangkan demand tidak bisa banyak ditekan karena terkait dengan kebutuhan dasar penduduk negeri ini, maka supply bahan pangan yang terjangkau di dalam negeri harus digenjot. Yang terjadi kini nampaknya masih sebaliknya. Berdasarkan teori supply and demand tersebut, ironi akan nampak jelas karena pangan mengalami inflasi tertinggi (12 % rata-rata 5 tahun) sedangkan urusan transportasi telekomunikasi dan sejenisnya mengalami inflasi terendah (1.8% rata-rata 5 tahun) – maka tidak salah bila kita mengambil kesimpulan bahwa supply mobil, motor, handphone dlsb. nampaknya lebih banyak digenjot ketimbang memproduksi beras.

Jadi berdasarkan grafik tersebut diatas, siapapun pemimpin negeri ini mestinya harus ada effort yang luar biasa dalam membalik arah dan mulai  membangun ketersediaan bahan pangan yang cukup di negeri ini. Fokus di bahan pangan ini sekali lagi harus ada di Top Priority – karena ini diperintahkan langsung di Al-Qur’an – sebaliknya insyaAllah kita tidak berdosa bila ada penduduk negeri ini yang tidak memiliki mobil, motor, handphone dlsb.

Mudah-mudahan tulisan ini dapat meringankan tanggung jawab kita di akhirat nanti karena setidaknya kita telah ‘menyuruh’ orang lain untuk memberi makan, lebih dari itu kita juga ingin berbuat maksimal secara riil dengan gerakan ‘food for all’ – Ayo siapa yang mau dan mampu memimpin project amal ini ? – saya siap makmum di belakang Anda. InsyaAllah. (Muhaimin Iqbal, Owner geraidinar.com, 4 Januari 2011)

Minggu, 02 Januari 2011

La Dharara Wa La Dhirara: Agar Harimau Tidak Menerkam Kita Dari Belakang...

Alkisah ada dua orang laki-laki berjalan di tengah hutan, orang yang pertama bertanya kepada yang kedua : “seandainya tiba-tiba ada harimau datang mau menerkam kita, apa yang akan engkau lakukan ?”. Yang kedua menjawab : “saya akan berlari kencang mengalahkanmu !”.  Orang yang pertama heran dengan jawaban yang mengagetkan tersebut, bertanya lagi : “mengapa engkau hanya akan berlari mengalahkanku ?.” Yang kedua menjawab : “Iya, karena bila aku dapat berlari mengalahkanmu, harimau akan cukup puas dengan menerkammu dan tidak perlu lagi mengejarku !”.


Kemudian orang kedua ganti bertanya : “lha kamu sendiri apa yang akan kamu lakukan ?”. Yang pertama menjawab : “Saya akan mengajakmu bersama-sama menghadapi harimau tersebut. Karena harimau hanya akan menerkam dari belakang, strategi kita adalah kita padukan punggung-punggung kita – sehingga dari manapun dia datang – dia akan menghadapi salah satu wajah kita, dia tidak akan berani menerkam kita…”.

Tahukah Anda siapa orang pertama dan siapa orang kedua tersebut ?. Yang pertama adalah ekonomi syariah sedangkan yang kedua adalah ekonomi kapitalis. Dalam pinsip dasar ekonomi syariah ada istilah la dharara wa la dhirara yang artinya kurang lebih tidak membahayakan diri sendiri dan tidak pula membahayakan orang lain. Dalam ekonomi kapitalis mereka berprinsip pada survival of the fittest – yang dikembangkan dari teori Darwin yang kontroversial itu – tidak mengapa orang lain dalam bahaya asal dirinya sendiri selamat !.

Dengan prinsip survival of the fittest inilah bisnis retail kebutuhan sehari-hari kita di dominasi oleh dua nama saja – bahkan sampai ke pelosok-pelosok negeri. Dengan prinsip yang sama jutaan petani tebu dan pekerja gula kita akan kehilangan lapangan pekerjaannya karena produk mereka tidak akan mampu bersaing dengan serbuan produk dari luar. Sektor-sektor ekonomi lainnya kurang lebih juga menghadapi ancaman yang sama.

Lantas bagaimana para ekonom , pemikir  dan pelaku ekonomi syariah harusnya bertindak menyikapi serbuan kekuatan kapitalisme global yang siap menerkam pasar di negeri yang berpenduduk sekitar 240 juta jiwa dan mayoritasnya muslim ini ?. Ya seperti strategi yang disampaikan oleh orang pertama tersebut diatas.

Kita harus dapat melihat ancaman kapitalisme global ini sebagai ancaman bersama, kita harus dapat menyatukan punggung-punggung kita sehingga wajah-wajah kita dapat melihat ke seluruh penjuru. Darimanapun datangnya ancaman itu, kita harus dapat melihatnya sebelum ancaman itu bener-bener menerkam kita. Karena kita dapat melihat ke segala penjuru pula, maka kita akan selalu dalam kondisi siaga dan selalu dapat bertindak antisipatif.

Bagaimana konkritnya ?,  pembelajaran dan perjuangan ekonomi yang berbasis syariah tidak cukup pada bidang-bidang seperti perbankan, asuransi, pasar modal dan sejenisnya, tetapi ke seluruh aspek kehidupan. Ingat bahwa kapitalisme mencaplok eknomi negeri ini tidak hanya melalui perbankan, asuransi dan pasar modal. Mereka mencaplok dan mengkunyah-kunyah ekonomi negeri ini melalui industri retail, telekomunikasi, media, teknologi, energi, produk pangan, produk pertanian dan pendek kata hampir keseluruhan produk barang dan jasa yang kita perlukan sehari-hari.

Lantas dari mana kita memulainya ?, yang paling mudah dan bisa dilakukan oleh siapapun adalah ya dari tempat kita berdiri masing-masing sekarang. Bila kita adalah konsumen, mulailah berpihak pada produk-produk dari saudara-saudara kita. Bila Anda pelaku bisnis di industri tertentu, perhatikan industri Anda – insyaallah Anda akan dapat melihat mana-mana yang bersikap seperti orang yang pertama dalam contoh tersebut diatas dan mana-mana yang bertindak seperti orang kedua – dengan demikian Anda akan dapat membedakan mana yang lebih dekat ke yang syar’i dan mana yang lebih dekat ke yang kapitalis. Setelah Anda mampu membedakannya, Anda akan tahu kepada yang mana Anda akan berpihak.

Bila Anda memerlukan panduan lebih lanjut untuk aplikasi perjuangan ekonomi syariah dibidang Anda masing-masing, insyaallah team kami yang multi disiplin siap membantu semaksimal mungkin yang kami bisa – selebihnya kita bisa belajar bareng menyatukan punggung-punggung ini.

Maka kalau ada istilah yang sudah popular namun kurang bermakna “ ini dadaku, mana dadamu…”, kini istilah tersebut ingin kita ganti yang lebih bermakna dan berdampak “ini punggungku, mana punggungmu…”. Agar kita bisa saling menutupi kekurangan yang satu dengan kelebihan yang lain, agar ‘harimau’ kapitalisme tidak menerkam kita dari belakang…

Semoga Allah menyatukan hati-hati kita semua untuk bersama-sama berjuang di jalanNya …Amin.
(Muhaimin Iqbal, owner geraidinar.com, 22 Desember 2010)

Harga Emas/Dinar : 2010 Review & 2011 Outlook

2010 baru saja berlalu dan kini kita melangkah ke 2011. Bagi yang mempersepsikan emas atau Dinar sebagai investasi, 2010 adalah tahun yang menggembirakan karena emas atau Dinar mengalami appresiasi nilai sekitar 23 % dalam Rupiah atau sekitar 3.5 kali hasil deposito atau tabungan. Akhir tahun 2009 lalu harga Dinar ditutup di angka Rp 1,444,040  sedangkan akhir tahun 2010 Dinar ditutup pada harga Rp 1,777,760,-. Dalam US$ kenaikan ini lebih menyolok lagi karena harga emas Dunia akhir 2009 adalah US$ 1,087.50 sedangkan akhir 2010 harga emas ini ditutup pada angka US$ 1,421.60 atau mengalami peningkatan sekitar 30%.

Diantara penyebab kenaikan harga emas dunia tersebut yang bersifat sangat fundamental adalah apa yang dilakukan oleh bank central-nya Amerika atau the Fed, dengan perilaku kontroversialnya dalam mencetak uang dari awang-awang atau yang disebut quantitative easing. Kenaikan harga emas 2010 masih terkait langsung dengan dampak quantitative easing 1 yang dilakukan Amerika sejak November 2008. Saat itu mereka mulai ‘mencetak uang’ US$ 600 milyar untuk membeli apa yang disebut Mortgage-Backed Securities (MBS) dan berbagai bentuk surat hutang lainnya, namun karena kompleksitas problem negeri itu angka ini menggelembung sampai US$ 2.1 trilyun pertengahan tahun 2010.

Angka yang US$ 2.1 trilyun tersebut seharusnya menurun bila ekonomi negeri itu berhasil dipulihkan, namun kenyataannya kemudian di bulan November 2010 the Fed-nya negeri itu mengumumkan lagi akan dilakukannya quantitative easing 2  yang akan diimplementasikan hingga pertengahan 2011. Belajar dari quantitative easing 1 yang dampaknya terhadap kenaikan harga emas berlanjut sampai 2 tahun kemudian, maka dampak dari implementasi quantitative easing 2 juga sangat mungkin akan mendongkrak harga emas di tahun 2011 atau bahkan sampai 2012 nanti.

Jadi penyebab utama yang menjadikan harga emas melonjak sampai 30% dalam US$ tahun 2010, juga masih ada disana di tahun 2011. Apakah dampaknya akan sekuat quantitative easing 1 ?, waktu nanti yang akan menjawabnya. Namun ketika quantitative easing 1 diputuskan November 2008, tahun berikutnya (2009) harga emas dalam US$ naik 25%, dan tahun berikutnya lagi (2010) naik hingga 30%. Itulah sebabnya ketika saya membuat Estimasi Konservatif Harga Emas/Dinar 2011 dengan menggunakan statitstik 10 tahun dan 40 tahun, saya beri catatan khusus bahwa estimasi tersebut tidak memasukkan dampak dari quantitative easing 2 tersebut diatas.

Jadi kalau di estimasi konservatif harga emas di akhir tahun 2011 ini saya prediksikan di kisaran US$ 1,500/Oz s/d US$ 1,600,-/Oz, maka estimasi optimis-nya bila kita belajar dari dampak quantitative easing 1,  harga emas bisa saja mencapai US$ 1,780/Oz di tahun 2011 dan US$ 2,300/Oz di tahun 2012.

Lantas bagaimana dengan harga emas atau Dinar dalam Rupiah ?. Kenaikan harga emas atau Dinar dalam Rupiah tahun 2010 yang tidak setinggi kenaikanya dalam US$ adalah karena factor penguatan Rupiah terhadap US$.  Bila kurs rata-rata bulanan Desember 2009 adalah Rp 9,454/US$ , Desember 2010 ini rata-ratanya adalah Rp 9,024/US$ atau mengalami penguatan 4.5%.

Penguatan yang sama tidak bisa kita harapkan untuk tahun 2011 ini karena akan menurunkan daya saing ekspor kita, sebaliknya kecenderungan melemah ke kisaran angka tahun sebelumnya (2009) atau di angka Rp 9,400-an lebih memungkinkan bila negeri ini ingin terus menjaga surplus di neraca perdagangannya.

Maka bila faktor quantitative easing 2 dan sedikit pelemahan Rupiah ini yang kita gabungkan untuk membuat estimasi optimis harga emas atau Dinar dalam Rupiah,  harga emas dalam Rupiah akan mencapai kisaran Rp 540,000/gram di tahun 2011 dan Rp 700,000/gram di tahun 2012. Dengan asumsi yang sama maka Dinar akan berada di kisaran Rp 2,300,000,- tahun 2011 dan Rp 3,000,000 tahun 2012.

Sebagaimana yang sering saya ungkapkan di situs ini, tidak ada seorang-pun yang bisa tahu apa yang akan terjadi. Jadi estimasi saya baik yang konservatif maupun yang optimistis bisa saja keduanya salah. Wa Allahu A’lam.
(Muhaimin Iqbal, owner geraidinar.com, 1 Januari 2011)